Sabtu, 26 Mei 2012

pergolakan

1 komentar
Untuk membangun sebuah bangunan dibutuhkan pondasi bangunan yang kuat, sama halnya dengan hubungan. Dibutuhkan pondasi yang kuat, pondasi tersebut dapat berisi banyak hal. kepercayaan salah satunya.
Aku memang bukanlah seorang yang sempurna, bahkan tak akan bisa sempurna. Aku penuh dengan dosa, kelalaian, kesalahan dan kekurangan. kau tau itu, dan kau sangat tahu itu.
kamu percaya bahwa aku akan berubah maka aku minta percayailah itu. berubah adalah suatu proses.
jikalau kamu memang tidak mampu sejak awal sudah kukatakan apa adanya aku, bagaimana aku. Kamu boleh mundur. Aku terima..

Jumat, 24 Februari 2012

Benarkah Semua Menjadi Mudah?

0 komentar
Hanya Ya atau Tidak untuk menjawab pertanyaan dari judul postingan ini.
Media Sosial, kalau kita coba merujuk pada sejarah perkembangan studi komunikasi terdapat tahapan periode yang dimulai dari jaman Retorika, dimana proses komunikasi masih berupa tatap langsung, penyebaran informasi melalui mulut. Berkembang pada Zaman Romawi Kuno, adanya Acta Diurna sebagai media penyebaran informasi baru, lalu interdisipliner hingga mencapai era kini yang dikenal dengan era Hibrida.
Internet, sebagai pertanda bahwa jaman yang kita lewati ini adalah termasuk pada era hibrida, dengan segala inovasi serta kreativitas, kini internet telah menjadi fungsi utama dalam kehidupan. Internet dipercaya menjadi media untuk penyebarluasan informasi, interaksi antar manusia di berbagai lokasi, sumber penghasilan baru, bahkan menurut Arwuda Indonesia sang Social Media Agency, sebagai suatu CV elektronik karena kebanyakan situs jejaring sosial meminta informasi kita dengan selengkap-lengkapnya. Lebih dari sekedar itu, menggunakan Internet atau spesifiknya Media sosial, secara tidka langsung menunjukkan kepribadian, sikap dan prilaku kita akan suatu hal.
Dari deskripsi di atas, sepertinya Media sosial sangatlah menyenangkan. Media Sosial adalah hal menarik bagi individu dan dapat membawa berbagai kemudahan, terutama pada tahun 2012 ini. Menjadi artis tidak lagi sulit, karena Media Sosial Youtube membantu individu dengan talenta di satu bidang menadi dikenal berbagai kalangan. Lalu, kita dapat simpulkan bahwa Media Social 2012 ini membuat semua mudah? jawabannya YA.
Logikanya jaman semakin berkembang, maka teknologi terus tumbuh dan mengalami inovasi yang berimpact pada kemudahan individu dalam mengakses segala hal. Kini siapa yang tak mengenal Facebook?Twitter? Youtube? Blog? dan Myspace? Hanya orang era retorika yang tidak mengenal hal tersebut.
Bukan berarti kemudahan berbanding lurus dengan kebaikan. Tidak selalu kemudahan mengakibatkan kebaikan dalam perjalanannya. Ya memang mudah jaman sekarang untuk melakukan interaksi dua arah atau banyak arah. Namun, apa teman-teman pernah berpikir akan hal lain yang terjadi akibat kemudahan yang tidak dilakukan secara bijaksana? Berapa banyak orang lain akan merugi dan seberapa besar teman-teman akhirnya memiliki reputasi 0% dari Media Sosial 2012 ?
Mari bersama berpikir dan bijaksana dalam pemanfaatan Media Social 2012

Selasa, 24 Mei 2011

MAKALAH AKHIR BERPIKIR DAN MENULIS ILMIAH

0 komentar
Makalah Akhir
MK. Berfikir dan Menulis Ilmiah

KOMUNIKASI DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEAKTIFAN, KEPEKAAN DAN KEPEDULIAAN MAHASISWA TERHADAP LINGKUNGAN




ipb 2

Oleh :
Fajrina Nissa Utami
(I34090092)





Dosen :
Dr. Ir Ekawati Sri . Wahyuni, MA
Ir.Murdianto,MS


Asisten Dosen :
Mahmudi Siwi, SP



DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009-2010


ABSTRAK

Human as beings who have dominated the environment and lives close to the environment have contributed to a very important role in conservation, utlization and recovery that occured in the neighborhood. Environmental damage is undoubtedly acts committed intentionally or unintentionally by humans in order to prosper his life, but sometimes the damage is’n realized until the disaster that occures just people realize that environment has been damaged, there is something wrong with the ecology. Students have the advantage of science must being a role model in protecting the environment, but now the man who had his title intellectuals are seen no significant contribution in protecting the environment, the attitude of littering is still embedded in the mindset of student. Communication as an effective step realization that, not fully able to bridge these two things (student and the environment)

Keyword: Environment, Student, Communication



Manusia sebagai makhluk hidup yang memiliki dominasi terhadap lingkungan serta kehidupannya yang erat dengan lingkungan memiliki andil yang sangat penting dalam pelestarian,pemanfaatan serta pemulihan yang terjadi pada lingkungan sekitar.
Kerusakan lingkungan tak ayal merupakan perbuatan yang dilakukan sengaja atau tidak sengaja oleh manusia dalam rangka memakmurkan hidupnya, namun terkadang kerusakan tersebut tidak disadari hingga adanya bencana yang terjadi baru manusia sadar bahwa lingkungannya telah rusak,ada sesuatu yang tidak beres pada ekologi. Mahasiswa memiliki kelebihan dalam keilmuan patutnya dijadikan panutan dalam menjaga lingkungan, namun kini manusia yang ber-title kan kaum intelek tersebut terlihat tidak ada sumbangan yang signifikan dalam menjaga lingkungan, sikap membuang sampah sembarangan masih tertanam di pola pikir mahasiswa. Komunikasi sebagai langkah efektif penyadaran hal tersebut, belum sepenuhnya mampu menjembatani dua hal tersebut (mahasiswa dan lingkungan).

Keyword         : Lingkungan Hidup, Mahasiswa, Komunikasi














DAFTAR ISI











Daftar Lampiran



1.      Tabel 1 : Sikap Komunitas Terhadap Suatu Objek....................  8
2.      Gambar 1 :  Ranah SOSIOLOGI KOMUNIKASI.....................  9
PENDAHULUAN
1.1            Latar belakang

Menyadari bahwasanya lingkungan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan  serta adanya manusia sebagai penstabil lingkungan hidup dengan melakukan pemanfaatan, pemeliharaan dan perehabilitasi diperlukan suatu upaya maksimal dalam pelaksanaan hal – hal tersebut. Mahasiswa yang dikenal sebagai kaum intelek, karena kelebihannya dalam suatu bidang ilmu serta pola pikir, namun tidak memungkiri rendahnya tingkat kesadaran, keaktifan serta kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Masih banyaknya mahasiswa yang membuang sampah sembarangan sebagai salah satu bukti rendahnya kesadaran di kalangan mahasiswa, membuang sampah sembarangan bagai sebuah budaya yang melekat kepada mahasiswa padahal jika dilihat hal tersebut tidaklah sejalan dengan notabene yang dimiliki mahasiswa, yaitu kaum intelek. Tidak banyaknya mahasiswa yang mengikuti kegiatan lingkungan yang dikarenakan kegiatan tersebut tidak dikemas dengan menarik atau monoton sehingga mahasiswa lebih memilih kegiatan lain, juga termasuk bukti bahwa mahasiswa masih belum aktif dalam pelestarian lingkungan, padahal peran mahasiswa sangatlah penting dalam membantu memaksimalkan ketiga upaya yang mencakup pemanfaatan,pemeliharaan dan perehabilitasi lingkungan. Sebuah kepedulian akan kondisi lingkungan saat ini pun perlu ditingkatkan, mengingat banyaknya masalah yang ditimbulkan dari kerusakan lingkungan.
 Ilmu sosial memiliki kaitan erat dengan lingkungan, salah satunya adalah ilmu komunikasi. Bagaimana kita memberi informasi terhadap bahaya bahaya yang ditimbulkan dari lingkungan yang sudah tidak stabil, informasi cara pemafaatan lingkungan yang efektif dan masih banyak lagi yang dapat kita informasikan dalam memaksimalkan upaya pemanfaatan, pemeliharaan serta perehabilitasi lingkungan. Memilih teknik komunikasi seperti apa yang akan efektif untuk membangun sebuah kesadaran, keaktifan serta kepedulian mahasiswa terhadap lingkungannya merupakan hal yang mudah tapi sulit, mudah menemukan teknik apa namun sulit dalam penerapannya, karena pada dasarnya tidak mudah mengubah suatu budaya (buang sampah sembarangan) pada individu mahasiswa.  
1.2            Perumusan Masalah
1.      Mengapa Mahasiswa perlu meningkatkan kepekaan, keaktifan dan kesadaran terhadap lingkungan hidup?
2.      Apakah Komunikasi memiliki pengaruh besar dalam upaya-upaya tersebut?
3.      Komunikasi mana yang mampu meningkatkan kepekaan, keaktifan dan kesadraan terhadap lingkungan hidup?
4.      Apakah teknik komunikasi memiliki andil penting juga?

1.3            Tujuan
1.      Mengaplikasikan metode tepat guna dalam menjaga lingkungan
2.      Mahasiswa dapat secara signifikan melakukan perubahan pola pikir dalam melihat lingkungan sebagai partner hidup.
3.      Terciptanya keselarasan antara manusia dan lingkungan hidup melalui mahasiswa sebagai sampel

1.4            Kegunaan
Tulisan ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai komunikasi mana yang bisa diterapkan untuk meningkatkan masyarakat terhadap masyarakat mengenai betapa pentingnya menjalin hubungan baik antara manusia dengan lingkungan hidup agar terciptanya keseimbangan hidup dan keselarasan.




















PEMBAHASAN

BAB 1
Mahasiswa : Sebagai kaum intelektual dengan Lingkungan
            Mahasiswa merupakan sekumpulan manusia yang memiliki kelebihan dalam bidang keilmuan, beragam bidang keilmuan yang dimiliki oleh mahasiswa sebagai penunjang kelanjutan hidup manusia tersebut. Sebagai kelompok yang dinilai memiliki kelebihan, mahasiswa kadang dituntut banyak hal, seperti mengembangkan masyarakat, membela masyarakat, menilai secara kritis tentang kinerja pemerintahan serta bagaimana memelihara lingkungan hidup sekitar atas perkembangan teknologi yang diaplikasikan.[1]
Melihat pernyataan tersebut terlihat bahwa peranan mahasiswa interaksi dengan lingkungan hidup sangatlah besar, bidang keilmuan yang membawa kepada teknologi dan menghasilkan sesuatu yang dapat melengkapi kebutuhan manusia. Namun, di sisi lain tampak akibat yang kian signifikan dari pengaplikasian teknologi ke dalam kehidupan yaitu kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan kini tidak dapat dipandang sebelah mata, atau hanya dianggap sebuah isu belaka namun, harus ada sebuah gerakan aktif yang direalisasikan guna meredam tingkat kerusakan lingkungan tersebut. Mahasiswa yang menjadi tumpuan, dengan bidang keilmuan dan pengetahuan yang ia miliki sepatutnya mahasiswa memiliki beragam solusi, cara atau teknik untuk mengurangi dampak pengaplikasian teknologi ke dalam kehidupan.

            Tidak semudah yang dibayangkan untuk memberikan mahasiswa sebuah tuntutan mengurangi kerusakan lingkungan. Karena pada kenyataannya masih banyak mahasiswa yang tingkat kesadaran, keaktifan serta kepeduliannya terhdap lingkungan masih rendah. Miris memang melihat berbagai kampus masih dipenuhi dengan sampah yang berserakan bahkan masih banyak terlihat mahasiswa yang ber-title kan ‘kaum intelek’ membuang sampah dengan santainya di mana-mana. Hal tersebut menjadi bukti bahwa mahasiswa perlu meningkatkan kesadaran,keaktifan dan kepedulian terhadap lingkungan dalam dirinya, meski harus dimulai dari hal yang paling terkecil sekalipun, dapat kita lihat sikap masyarakat megenai salah satu penyebab kerusakan lingkungan diakibatkan oleh sampah pada Tabel 1








BAB 2
Komunikasi : Komunikasi Berpengaruh Terhadap Perubahan Sikap Mahasiswa
            Pertanyaan yang sering timbul adalah ‘lalu bagaimanakah upaya kita untuk meningkatkan ketiga aspek tersebut kepada mahasiswa?’. Komunikasi, komunikasi merupakan sebuah langkah efektif serta efisien untuk menunjang perubahan tingkat kesadaran, keaktifan dan kepedulian mahasiswa. Gambar 1 menunjukkan ranah komunikasi yang erat kaitannya dengan masyarakat, individu atau kelompok.
“sosiologi menjelaskan komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang (I) terhadap informasi,sikap, dan perilaku orang (II) lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap, perilaku dan perasaan-perasaan, sehingga seseorang (I) membuat reaksi-reaksi terhadap informasi, sikap dan perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman yang pernah dia (I) alami” (Bungin,2006: 57)
“dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi, yaitu sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerima informasi (audience)” (Bungin 2006)

Selain ketiga unsur tersebut ada pula message atau pesan yang kita berikan, dalam konteks kali ini pesan yang akan disampaikan adalah teknik komunikasi mana yang paling efektif serta efisien untuk meningkatkan kesadaran, keaktifan dan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan hidup. Terlihat jelas bahwa komunikasi adalah suatu sarana yang tepat guna untuk melakukan peningkatan peningkatan. Namun,komunikasi mana yang tepat sasaran itu pula yang harus dipikirkan.
“...perubahan pola pikir dan sikap masyarakat menyangkut persoalan sikap masyarakat terhadap berbagai persoalan sosial dan budaya di sekitarnya yang berakibat terhadap pemetaraan pola-pola pikir baru yang dianut oleh masyarakat sebagai sebuah sikap yang modern.”(Bungin 2006)
Bagaimana komunikasi dapat merubah pola pikir mahasiswa untuk lebih turut sadar,aktif dan peduli terhadap lingkungan itu merupakan sebuah tantangan. Menjadikan lingkungan sebagai suatu pesan yang disampaikan dengan begitu menariknya yang kemudian mengena di mahasiswa sehingga terbentu sebuah pola pikir baru dalam memandang lingkungan hidup. Di dalam masyarakat komunikasi terdiri dari 5 jenis diantaranya, Komunikasi Individu dengan individu atau antarpribadi, Komunikasi Kelompok, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Sosial dan Komunikasi Massa (Bungin 2006). Seperti yang kita tahu Komunikasi Individu atau antar individu terjadi dua orang atau lebih yang pesannya bermakna pribadi. Komunikasi tersebut dapat dilakukan efektif di dalam sebuah pertemanan atau persahabatan mahasiswa. ambil contoh saja , ketika kita sedang menghabiskan waktu bersama sahabat atau teman terdekat secara tidak langsung percakapan kita bisa menyangkut pesan pesan yang lebih mengena seperti, memberi tahu bahwa sebaiknya membuang sampah pada tempatnya dan mengingatkan dampaknya. Hal itu akan tepat sasaran karena faktor siapa yang menyampaikan pesan. Komunikasi Kelompok yang jangkauanya lebih luas dari komunikasi antar individu dapat menjamah lingkup lebih luas, dengan membentuk sebuah kelompok yang memiliki tujuan yang sama, mahasiswa dapat membuat tingkat kesadaran mahasiswa lain akan pentingnya lingkungan hidup melalui kampanye kecil-kecilan atau sekedar acara yang menyentil hati mahasiswa akan memeperluas cakupan keberhasilan upaya peningkatan kesadaran terhadap lingkungan. Komunikasi Organisasi yang memiliki anggota lebih banyak dari kelompok serta adanya Hierarki akan semakin membuat kejelasan dalam mencapai tujuan upaya-upaya peningkatan kepada mahasiswa. memiliki pola, kebudayaan serta proses bisa diciptakan dengan program program perencanaan dibuat secara matang dan melibatkan mahasiswa non-organisasi untuk turut serta mensukseskan program dari sebuah organisasi dapat membantu upaya peningkatan mahasiswa terhadap lingkungan dalam hal peran aktif. Astrid (1992) dalam Bungin (2006) menjelaskan tentang Komunikasi sosial sebuagai sebuah komunikasi yang bersifat langsung dalam artian hanya ada komunikan dan komunikator, terciptanya aktualisasi masalah dan kesadaran mahasiswa dapat dipupuk, dibina dan diperluas sehingga dapat membantu lebih lagi dalam hal peningkatan keaktifan mahasiswa untuk melihat kondisi lingkungan sekitar, mungkin awalnya hanya lingkungan kampus namun sejalan dengan waktu maka tak hanya lingkungan kampus tapi juga lingkungan di mana mereka ada dan sekalipun lingkungan yang memang sudah jelas mengalami kerusakan, mahasiswa bisa dapat turun langsung secara nyata. Sementara Komunikasi massa melibatkan media yaitu media massa, cakupannya pun akan lebih meluas lagi. Sebagai contoh media massa yang ada di kampus seperti Koran kampus atau jurnal yang diterbitkan olehs etiap fakultas dapat memasukkan slogan atau membuat edisi yang bertemakan lingkungan hidup, akan sangat membantu merangsang kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan hidup.
           
            Dari jenis-jenis komunikasi yang bisa diaplikasikan terhadap mahasiswa dengan harapan upaya peningkatan berbagai aspek terhadap lingkungan hidup dapat berhasil, selain itu perlu diperhatikan teknik Komunikasi pada saat mengaplikasikan jenis-jenis komunikasi di atas. Teknik komunikasi menurut Bungin(2006) ada empat yaitu Komunikasi informatif yakni komunikasi yang dilakukan lebih mengarah kepada pemberian informasi kepada receiver agar terjadi penambahan pengetahuan pada receiver akan informasi yang diberikan, Komunikasi persuasif lebih menekankan untuk mengajak receiver melakukan hal yang menjadi sebuah pesan dalam konteks ini misalnya source mengadakan kampanye dan dalam message nya berupa suatu ajakan-ajakan untuk menjaga lingkungan hidup dengan membiasakan membuang sampah pada tempatnya,penghematan plastik atau hal lain yang berkaitan dengan lingkungn hidup, Komunikasi instruktif bersifat memberi perintah, petunjuk atau cara tentang suatu hal, dan Komunikasi manuasiawi. Mana yang harus diterapkan agar maksimal? Kitalah yang perlu pintar-pintar melakukan kombinasi agar lebih efektif dan meminimalsir kegagalan.






KESIMPULAN


            Lingkungan dengan Ilmu sosial memiliki kaitan yang sangat erat, mereka berjalan secara sinergis. Ilmu sosial yang melibatkan manusia di dalam pengaplikasiannya untuk mencapai keharmonisan dengan lingkungan. Lingkungan dewasa kini semakin terlihat kerusakannya, terlihat bahwa budaya buang sampah sembarangan masih melekat kepada kaum intelek atau lebih dikenal mahasiswa.
Komunikasi merupakan bagian terpenting dalam memaksimalkan peningkatan kesadaran, keaktifan serta kepedulian mahasiswa akan lingkungan sekitarnya. Memilih mana komunikasi yang tepat guna untuk diterapkan kepada mahasiswa agar tercipta keselarasan dari variabel – variabel yang terlibat.






























Daftar Pustaka
           
Bungin, Burhan. 2006. SOSIOLOGI KOMUNIKASI : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta . PRENADA MEDIA GROUP

Dwi Susilo, Rachmad K. 2009. Sosiologi Lingkungan. Jakarta : Rajawali Pers

Dwidjoseputro, D. 1990. EKOLOGI, Manusia dengan Lingkungannya. Jakarta : Erlangga

Hendrawan, MH. 2009. Evaluasi Profram Jakarta Green and Clean di Cipinang Melayu Sebagai Implementasi Coorporate Social Responsibility CSR PT.Unilever Indonesia Tbk. Skripsi. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor

Prastowo. 2009. From Review on Environmental Management System of Domestic Waste Management Unit in Bogor. In : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Working Paper (17) . September

Sasmita, Wulan Tri Eka. Evaluasi Program Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Skripsi. Program Studi Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor

Septiana, Yana. Partisipasi Santri Dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup di Pesantren Pertanian Darul Fallah, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Program Studi Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor

Yulianto G, Fatchiya Anna. 2009. From The Behaviorial study of community to discard trash and management instutions in Bogor City 2009. In : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Working Paper (16). September. Hal 6





LAMPIRAN


No
Pernyataan
Sikap


Positif 
Netral                  Negatif


 n1
%        n2          %            n3
%
1
Kita harus menjaga lingkungan sungai karena masalah sampah
79
100      0         0.00           0
0.00
2
Kita harus membuang sampah pada tempatnya
78
98.73   1         1.27           0
0.00
3
Kebersihan sebagian dari iman
78
98.73   1         1.27           0
0.00
4
Sampah adalah penyebab dari penyakit
77
97.47   0         0.00           2
2.53
5
Sungai sebagai tempat pembungan sampah yang mudah dan murah
36
36        5         6.33          38
48.10
6
Polusi air disebabkan oleh membuang sampah di sungai
78
98.73   1         1.27           0
0.00
7
Banjir disebabkan oleh membuang sampah di sungai
78
98.73   0         0.00           1
1.72
8
Masalah sampah adalah kewajiban pemerintah
17
21.52   1         1.27           61
77.22
9
Masalah sampah adalah kewajiban komunitas
27
34.18   2         2.53           50
63.59
10
Masalah sampah adalah kewajiban pemerintah dan komunitas
78
98.73   1         1.27            0
0.00
11
Melarang membuang sampah ke sungai
68
86.08   0         0.00           11
13.92
12
Kolektor sampah/ pemulung dapat mengurangi volume membuang sampah ke sungai
75
94.94   3         3.80            1
1.27
14
Kolektor sampah/ pemulung dapat mengahancurkan sampah yang dibawa di sakunya
67
84.81   1         1.27           11
13.92
15
Sampah memiliki nilai ekonomi
72
91.14   6         7.59            1
1.27
16
Sampah dapat dikelola dalam langkah pertama dapat dilakukan di tingkat rumah tangga
70
88.61   4         5.06            5
6.33
17
Membuat kompos dari sampah adalah salah satu hal untuk mengatasi masalah sampah
73
92.41   3         3.80            3
3.80
Tabel 1 :    Sikap Komunitas Terhadap Suatu Objek


Gambar 1
RANAH SOSIOLOGI KOMUNIKASI

 















Sumber : Sosiologi Komunikasi (Bungin 2006)

























[1] Menurut Susilo dalam bukunya Sosiologi Lingkungan tahun 2009 manusia melakukan rekayasa alam hingga sosial dengan teknologi dan modernisasi yang ada saat ini dan itu semua dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan kelangsungannya di muka bumi.  

 

When It Rains Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez